Apa itu Posesif?
Posesif dalam kamus bahasa Inggris adalah; Possessive: Having or showing a desire to control or dominate. Jika diartikan dalam bahasa Indonesia secara umum berarti Posesif adalah suatu sikap yang dipunyai atau ditunjukkan untuk mengontrol atau mendominasi sesuatu atau seseorang. Atau bisa juga diartikan sebagai sebuah sikap membatasi ruang gerak pasangan dan juga merasa bahwa pasangan adalah "miliknya" sendiri, mencintai pasangan terlalu berlebihan sehingga sehingga memiliki perasaan takut kehilangan. Contoh perbuatan konkretnya : melarang pasangan untuk memiliki teman cowok, mewajibkan pasangan untuk melapor kegiatan sehari-hari dan banyak lagi. Dan pada tingkatan yang paling parah, seseorang yang posesif bisa sampai melukai pasangannya dengan alasan yang tidak masuk akal.
Posesif, kata itu mengingatkan saya suatu hal dan membuat saya tersenyum. Saya berfikir bukan hanya manusia saja yang punya sikap itu, tapi Tuhan juga. Dia mempunyai sikap posesif kepada umat-Nya untuk menyembah-Nya, beribadah, dan berbuat baik pada sesama. Jika tidak dituruti maka pasti ada ganjarannya. Namun, ada perbedaan yang sangat jelas. Tuhan yang punya Super Posesif (karena memang kedudukannya) dan kita sebagai manusia masih mempunyai pilihan (kehendak bebas) untuk memilih. Sedangkan manusia, sikap posesifnya terhadap sesuatu terutama seseorang cenderung tidak punya pilihan dan sisi negatif yang muncul.
Posesif dalam Suatu Hubungan Manusia
Mengucapkan kata posesif saya jadi teringat lagu Naif dengan judul yang sama dan juga cerita-cerita di film dan sinetron, atau curhat2 teman. Perlu disadari oleh kita, mungkin kita pernah bersikap posesif pada siapa pun termasuk saya juga. Coba kita ingat-ingat tentang masa lalu. Pasti ada dan yang menjadi pertanyaan adalah sampai di mana kadar atau ukuran posesif itu.
Banyak yang menilai sikap posesif adalah suatu sikap yang negatif, cenderung merugikan orang lain dan bahkan diri sendiri. Jika saya bersikap posesif pada orang lain, maka dalam hati akan terpendam rasa tidak percaya diri, kecurigaan, berprasangka buruk, membenci, dan rasa yang lain yang akan mengotori hati kita yang. Jika itu terjadi maka tidak menutup kemungkinan untuk mengotori sikap dan prilaku kita secara fisik sebagai manusia.
Bagi orang yang diposesifi (korban), dia akan merasa tidak nyaman, terkungkung, pelanggaran privasi, dan lainnya. Namun, orang yang diposesifi (korban) dan yang memposesifi (pelaku) punya kadar dan ukuran sendiri dalam menilai dan melihat dari sudut pandang tertentu. Walau menurut mereka ada yang mengatakan itu baik (sebenarnya yang mereka maksud itu adalah sikap memberikan perhatian dan bukannya posesif), sikap perhatian yang berlebihan (posesif) bagi yang merasakan prilaku tersebut sangat tidak nyaman atau menentang dan terkesan mengekang. Tidak akan ada yang bilang itu baik, saya berani bertaruh. Contoh dari sikap posesif itu diantaranya; terlalu banyak mengatur, banyak bertanya hingga detail serta cenderung mengintrogasi, dan kuatnya unsur kecurigaan dalam diri, cemburu yang berlebihan dan tidak kenal situasi, se
lalu ingin dimengerti tapi tidak pernah ingin mengerti. Nah, sekarang coba katakan, "apa sikap seperti itu baik?".
Kemudian ada seseorang berkata, " Itu kan sikap posesif yang berlebihan.
Kalau sikap posesif yang wajar ya ngga apa apa." Saya ketawa mendengar
pernyataan seperti itu. Bukankah sudah jelas bahwa posesif adalah sebuah
sikap yang berlebihan? Jadi ngga ada tuh, yang namanya "posesif yang
wajar". Kalau masih dalam batas kewajaran ya bukan posesif namanya.
Hal itu dilakukan karena adanya sikap tidak merasa percaya diri pada
diri sendiri, takut kehilangan, dan keinginan untuk memiliki yang
terlalu kuat dan bahkan keinginan untuk mengekang. Lalu, apa hubungannya
posesif dengan hubungan Cinta antar manusia? Biasanya sikap posesif itu
timbul dari hubungan antar manusia karena adanya rasa cinta yang sangat
terlalu kuat (biasanya salah satu dari pasangan itu).
Apakah salah untuk mencintai seseorang dengan kuat? Apakah benar
demikian? Lalu saya berfikir jika yang menjadi korban adalah “Kebebasan”
diri, apakah hal itu juga bagian dari mencintai seseorang yang tulus?
Jika hal itu terjadi, ada pertanyaan yang harus dijawab. Apakah kita
mencintai seseorang secara fisiknya atau hatinya? Manakah yang lebih
penting? Saya tidak mau mengorbankan “Kebebasan” orang lain, saya pasti
memilih mencintai seseorang karena hati.
Lalu bagaimana dengan hubungan persahabatan kita dengan orang lain?
Adakah sikap posesif itu? Sebenarnya antara hubungan persahabatan dengan
hubungan kekasih itu hanya dibatasi garis tipis. Satu-satunya hal yang
menjadi perbedaan adalah masalah hati dan status (berkomitmen untuk
menjalin suatu hubungan kasih misalnya; berpacaran, bertunangan, dan
menikah). Sikap posesif yang diperbolehkan (menurut ilmu hubungan antar
manusia) adalah hanya dalam konteks “Menasehati.” Menasehati sepanjang
apa yang dilakukan pasangan kita itu tidak menyalahi aturan yang ada
dalam norma susila dan agama serta saling menghormati. Tapi setiap
manusia punya hak azasi untuk menentukan bagaimana cara dia untuk
bertindak.
“Cinta akan berkembang jika kita merawat dan memupuknya secara wajar
serta membiarkannya tumbuh dengan sendirinya sesuai kekuatan yang
diberikan oleh kasih sayang dan Cinta dari Tuhan.”
Singkirkan sikap posesif untuk sebuah hubungan yang sehat dan berkualitas.
*ADA ENAM TANDA SESEORANG BERSIFAT POSESIF
Sikap posesif pasangan terkadang bisa diartikan sebagai tanda perhatian
si dia. Namun, sikap jika posesif si dia mulai membuat hidup Anda terasa
terkekang, kondisi ini biasanya berujung pada keretakan hubungan.
Perlu diketahui, hubungan yang sehat selalu ditandai sikap-sikap saling
menghormati kebebasan pribadi pasangan, tetapi tetap dalam kerangka
komitmen yang sehat.
Bagaimana dengan kekasih Anda? Apakah dia selalu memaksakan kehendaknya
atau sebaliknya, selalu menunjukkan sikap dewasa dalam menjalani
hubungan ini? Anda perlu tahu ciri pasangan yang punya sikap posesif,
seperti dikutip dari Times of India:
1. Bersikeras Mengetahui Keberadaan Anda
Tanda paling jelas dari kekasih posesif adalah selalu ingin mengontrol
hidup Anda. Jika dia tidak dapat menghubungi Anda melalui telepon, dia
akan menginterogasi Anda untuk mendapatkan jawaban rinci dan detail.
2. Menghubungi Berkali-Kali
Dia akan menghubungi Anda berkali-kali dalam sehari hanya untuk
memastikan bahwa Anda baik-baik saja. Tentu saja ini bisa mengganggu,
apalagi bila dia sampai mengirim SMS atau menelepon Anda meski sudah
larut malam.
Lama kelamaan, tentu Anda tidak merasakan hal ini sebagai perasaan
cinta. Sikap overprotektif bisa membuat seseorang merasa tidak nyaman.
3. Menganggap Anda Adalah Teman Si Dia Satu-Satunya
Baginya, Anda adalah segalanya. Dia juga menuntut Anda berlaku demikian.
Semua hal yang dia lakukan harus dilalui berdua. Lama kelamaan, hal ini
tentu bisa membuat Anda sulit bergerak.
Jika Anda merencanakan jalan-jalan dengan teman-teman atau sekadar
memanjakan diri, si dia akan menafsirkan bahwa Anda mengabaikannya. Dia
akan marah dan mungkin akan membuat Anda merasa serba salah.
4. Si Dia Ingin Anda Benar-Benar Kenali Kehidupannya
Banyak wanita berpikir, kecemburuan dari kekasih mereka akan membuat
wanita merasa dihargai dan penting. Perbedaan antara cemburu dan posesif
adalah ketika kekasih tidak puas dengan hanya mengetahui bahwa orang
itu memperhatikan Anda. Dia akan menggali lebih lanjut dan bertanya
seputar pendapat Anda tentang dirinya.
5. Selalu Mengatur Dalam Segala Hal
Seorang wanita membutuhkan ruang untuk bisa melakukan banyak hal, dan
yang terpenting adalah saat berbusana. Tapi, pria posesif akan selalu
ingin mengatur soal urusan pakaian pasangannya. Jika selalu mengkritik
Anda, misalnya soal cara berpakaian, si dia termasuk dalam kategori
posesif.
6. Membatasi Ruang Gerak Anda
Kebanyakan pria posesif tidak suka pasangan mereka menghabiskan waktu
bersama keluarganya. Jika si dia mulai tak suka dengan kedekatan Anda
dengan keluarga, Anda harus berhati-hati, pasangan masuk dalam kategori
posesif.
Jika kekasih memiliki lebih dari sikap posesif, ada baiknya Anda
melakukan komunikasi intensif dengannya, dan buat komitmen hubungan yang
bisa membuat Anda merasa nyaman. Jangan sampai karena sikap posesifnya
membatasi ruang gerak Anda.
**TERDAPAT ENAM CARA MENGHILANGKAN SIFAT POSESIF
Apakah kamu seorang pacar yang posesif? Wah,kasihan sekali pacar kamu.
Pasti dia merasa sangat tidak nyaman dengan sifat posesif kamu itu.
Terus bagaimana caranya menghilangkan sifat posesif? Oke, saya akan
membantu bagaimana cara menghilangkan sifat posesif agar pacar kamu
merasa nyaman berada di dekat kamu.
1. Menyadari Sifat Posesif Itu
Akui saja bahwa kamu memang memiliki sifat posesif. Dengan begitu kamu
akan mempunyai motivasi untuk menghilangkannya. Coba pikir,bagaimana
kamu mau menghilangkan sifat posesif kalau kamu sendiri tidak menyadari
bahwa kamu memiliki sifat posesif.?
2. Jalin Komunikasi Yang Baik
Entah untukyang keberapa kalinya saya bilang bahwa komunikasi adalah
kunci sukses dalam sebuah hubungan. Dan ternyata komunikasi juga
merupakan salah satu cara ampuh untuk menghilangkan sifat posesif.
Komunikasi juga dapat mencegah terjadinya kesalahpahaman antara kamu dan
pasangan.
3. Percaya Terhadap Pasangan
Belajarlah untuk memberikan kepercayaan terhadap pacar kamu. Apa artinya
sebuah hubungan tanpa didasari rasa kepercayaan. Apa pun yang dilakukan
selalu dicemburui, dicurigai. Terkadang sifat posesif timbul karena
kita tidak bisa mempercayai pasangan.
4. Memiliki Tekad Untuk Berubah
Langkah selajutnya setelah kamu menyadari sikap posesif itu adalah
memiliki keinginan,motivasi untuk berubah menjadi lebih baik. Oke,
dengan membaca artikel ini, saya harap kamu sudah mempunyai keinginan
untuk berubah dan menghilangkan sifat posesif itu.
5. Memberikan Kebebasan
Kamu harus menyadari satu hal, bahwa setiap orang adalah mahluk yang
merdeka. Mereka semua memiliki kebebasan untuk memilih, menetukan dan
mengatur sendiri hidupnya. Sekali pun itu adalah pacar kamu. Kamu tidak
punya hak sama sekali untuk mengekang dan mengatur sesuai dengan
keinginanmu. Berikan dia kebebasan secara individu. Tentunya kamu tidak
ingin kalau hak-hak kamu sebagai manusia dibatasi bukan? Begitu juga
pacar kamu.
6. Minta Pacar Kamu Untuk Mengingatkan
Terlalu berat kalau kamu harus berjuang sendiri untuk menghilangkan
sifat posesif kamu itu. Karena itu mintalah bantuan pacar kamu untuk
mengingatkan kalau kamu berbuat sesuatu yang mengarah ke sikap atau
sifat posesif. Kerjasama antara kamu dan pacar dibutuhkan dalam hal ini.
Semoga artikel di atas dapat bermanfaat..