Do’a merupakan inti ibadah dan berpahala besar. Tidak ada satu ibadah
pun tanpa berdo’a. Do’a mempunyai kemampuan luar biasa yang tidak
terjangkau oleh kemampuan akal dan usaha manusia. Dengan doa, perkara
susah berubah menjadi mudah, orang benci menjadi senang, orang miskin
menjadi kecukupan, dan sebagainya.
Setiap muslim selalu membutuhkan do’a. Begitu juga manusia dalam
kehidupan selalu membutuhkan sandaran untuk setiap keluh kesahnya dan
tidak mungkin setiap usaha bisa berhasil tanpa berdo’a. Maka do’a adalah
senjata andalan bagi setiap muslim. Tetapi tidak semua do’a bernilai
ibadah dan pahala serta terkabulkan sebab terdapat kekeliruan,
penghalang, dan kesalahan yang menjadi penyebab doa tersebut tertahan.
Maka sangat perlu bagi setiap muslim mengetahui aturan, etika,
syarat-syarat serta tata cara berdoa yang benar sesuai dengan syariat.
I. Etika Berdoa
1. Ikhlas karena Allah semata
2. Mengawalinya dengan pujian dan sanjungan kepada Allah, lalu diikuti
dengan bacaan shalawat atas Rasulullah dan diakhiri dengan hal itu pula
4. Mendesak dengan penuh kerendahan dalam berdoa dan tidak terburu-buru
5. Menghadirkan hati dalam doa
6. Memanjatkan doa baik dalam keadaan lapang maupun susah
7. Tidak memohon kecuali hanya kepada Allah semata
8. Tidak mendoakan keburukan kepada keluarga, harta, anak, dan diri sendiri
9. Merendahkan suara dalam berdoa yaitu antara samar dan keras
10. Mengakui dosa yang telah diperbuat, lalu memohon ampunan atasnya, serta mengakui nikmat yang telah diterima dan bersyukur kepada Allah atas nikmat tersebut
11. Tidak membebani diri dalam membuat sajak dalam berdoa
12. Tadharru’ (merendahkan diri), khusyu’, raghbah (berharap untuk dikabulkan) dan rahbah (rasa takut untuk tidak dikabulkan)
Sebagaimana firman Alah:
“Maka Kami kabulkan doanya, dan Kami anugerahkan kepadanya Yahya, dan Kami jadikan istrinya (dapat mengandung). Sungguh, mereka selalu bersegera dalam (mengerjakan) kebaikan, dan mereka berdoa kepada Kami dengan penuh harap dan cemas. Dan mereka orang-orang yang khusyu’ kepada Kami.” (Al-Anbiya:90) 13. Mengembalikan (hak orang lain) yang dizhalimi disertai dengan taubat.
14. Memanjatkan doa tiga kali.
15. Menghadap kiblat.
16. Mengangkat kedua tangan dalam berdoa.
17. Jika memungkinkan, Berwudhu terlebih dahulu sebelum berdoa.
18. Tidak berlebih-lebihan dalam doa.
19. Bertawassul kepada Allah dengan Nama-Nama-Nya yang Indah dan sifat-sifat-Nya yang Maha Tinggi atau dengan amal shalih yang pernah dikerjakannya atau dengan doa seorang shalih yang masih hidup dan berada di hadapannya
20. Makanan dan minuman yang dikonsumsi serta pakaian yang dikenakan harus berasal dari usaha yang halal
21. Tidak berdoa untuk suatu dosa atau memutuskan silaturrahim.
22. Menjauhi segala bentuk kemaksiatan.
23. Harus menegakkan amar ma’ruf nahi munkar
24. Hendaklah orang yang berdoa memulai dengan mendoakan diri sendiri, jika dia hendak mendoakan orang lain.
25. Berdoa dengan lafazh yang singkat.
“Dari Aisyah dia berkata bahwasanya Rasulullah menyukai doa yang singkat lafazhnya dan padat maknanya dan meninggalkan doa selain itu.” (Abu Daud)
II. Cara mengangkat tangan dalam berdoa:
* Ibnu Abbas berpendapat bahwa cara mengangkat tangan dalam berdoa
adalah Kedua tangan diangkat hingga sejajar dengan kedua pundak,
beristighfar dengan berisyarat satu jari. Adapun ibtihal (istighatsah)
mengangkat kedua tangan tinggi-tinggi.18. Tidak berlebih-lebihan dalam doa.
19. Bertawassul kepada Allah dengan Nama-Nama-Nya yang Indah dan sifat-sifat-Nya yang Maha Tinggi atau dengan amal shalih yang pernah dikerjakannya atau dengan doa seorang shalih yang masih hidup dan berada di hadapannya
20. Makanan dan minuman yang dikonsumsi serta pakaian yang dikenakan harus berasal dari usaha yang halal
21. Tidak berdoa untuk suatu dosa atau memutuskan silaturrahim.
22. Menjauhi segala bentuk kemaksiatan.
23. Harus menegakkan amar ma’ruf nahi munkar
24. Hendaklah orang yang berdoa memulai dengan mendoakan diri sendiri, jika dia hendak mendoakan orang lain.
25. Berdoa dengan lafazh yang singkat.
“Dari Aisyah dia berkata bahwasanya Rasulullah menyukai doa yang singkat lafazhnya dan padat maknanya dan meninggalkan doa selain itu.” (Abu Daud)
II. Cara mengangkat tangan dalam berdoa:
* Imam al-Qasim bin Muhammad berkata:”Saya melihat Ibnu Umar berdoa di al-Qashi dengan mengangkat kedua tangannya hingga sejajar dengan kedua pundaknya dan kedua telapak tangannya dihadapkan ke arah wajahnya.”
* Adapun doa istisqa (minta hujan) mengangkat tangan tingi-tinggi dan mengarahkan punggung telapak tangan ke langit. Dari Anas bahwa beliau melihat Rasulullah berdoa saat istisqa dengan mengangkat tangan tinggi-tinggi, mengarahkan punggung telapak tangan ke langit, dan mengarahkan tangan sebelah dalam ke arah bumi hingga terlihat putih kedua ketiaknya.
III. Tata cara mengusap muka:
Tidak ada satu hadits yang shahih tentang mengusap muka dengan kedua telapak tangan sesudah berdoa. Semua haditsnya sangat lemah dan tidak bisa dijadikan hujjah, jadi tidak boleh dijadikan alasan tentang bolehnya mengusap muka. Imam Nawawi berkata ” Tidak ada Sunnahnya mengusap muka.”
IV. WAKTU, KEADAAN dan TEMPAT DIKABULKANNYA BERDOA
1. Malam Lailatul Qadar
“Malam kemuliaan itu lebih baik daripada seribu bulan. Pada malam itu turun malaikat-malaikat dan malaikat Jibril dengan izin Tuhannya untuk mengatur segala urusan. Malam itu penuh kesejahteraan sampai terbitnya fajar.” (Al-Qadr:3-4)
2. Pertengahan malam terakhir, ketika tinggal sepertiga malam yang terakhir
“Sesungguhnya Rabb kami yang Maha Berkah lagi Maha Tinggi turun setiap malam ke langit dunia hingga tersisa tersisa sepertiga malam akhir malam, lalu berfirman: Barangsiapa yang berdoa, maka akan Aku kabulkan, Barangsiapa yang memohon, pasti Aku akan perkenankan dan barangsiapa yang meminta ampun, pasti Aku mengampuninya.” (Bukhari)
3. Duburush shalawaatil maktuubah (Usai shalat-shalat wajib)
Syaikh bin Baaz berkata:”Kata Duburush shalah bisa berarti akhir shalat, tetapi sebelum salam, juga bisa berarti sesudah salam (langsung). Banyak sekali hadits-hadits yang menunjukkan kepada dua pengertian itu. Namun kebanyakan hadits-hadits itu menunjukkan bahwa yang dimaksud adalah akhir shalat, tetapi sebelum salam, karena hal itu ada kaitannya dengan doa, (dan seterusnya).”
4. Waktu antara adzan dan Iqamah
“Doa tidak akan ditolak antara adzan dan iqamah.” (Abu daud)
5. Pada setiap kali setelah dikumandangkan adzan
6. Suatu waktu pada setiap malam hari
7. Pada saat turun hujan
“Dua doa yang tidak pernah ditolak: doa pada waktu adzan dan doa pada waktu hujan.” (Hakim)
8. Pada saat jihad fi sabililah
“Ada dua doa yang tidak tertolak atau jarang tertolak: doa pada saat adzan dan doa tatkala perang berkecamuk.” (Abu Daud)
9. Suatu saat pada hari Jumat
“Sesungguhnya pada hari jumat ada satu sat yang tidak bertepatan seorang hamba muslim shalat dan memohon sesuatu kebaikan kepada Allah melainkan akan diberikan kepadanya, beliau bersyarat dengan tangannya akan sedikitnya waktu tersebut.” (Bukhari)
Pendapat yang paling kuat berkenaan dengan masalah ini adalah bahwa suatu saat yang dimaksudkan adalah ba’da ashar di hari Jumat. Tetapi dimungkinkan juga bahwa yang dimaksudkan adalah waktu antara khutbah dan shalat.
10. Ketika bersujud dalam shalat
“Adapun pada waktu sujud, maka bersungguh-sungguhlah berdoa sebab pada saat itu sangat tepat untuk dikabulkan.” (Muslim)
11. Jika tidur dalam keadaan suci, lalu bangun pada alam hari, kemudian membaca doa yang ma’tsur (doa yang datang dari Rasulullah)
“Tidaklah seseorang hamba tidur dalam keadan suci lalu terbangun pada malam hari kemudian memohon sesuatu tentang urusan dunia atau akhirat melainkan Allah akan mengabulkannya.” (Ibnu Majah)
12. Pada saat memanjatkan doa
“Laa ilaaha illa anta subhanaka inni kuntu minazh-zhalimiin.” (Al-Anbiya:87)
13. Doa orang-orang setelah meninggalnya seseorang (ketika memejamkan mata si mayat yang baru saja meninggal dunia)
“Dari Ummu Salamah bahwa Rasulullah mendatangi rumah Abu Salamah (pada hari wafatnya), dan beliau mendapatkan kedua mata Abu Salamah terbuka lalu beliau memejamkannya kemudian bersabda: “Sesungguhnya tatkala ruh dicabut, maka pandangan mata akan mengikutinya’. Beliau bersabda : ‘Janganlah kalian berdoa untuk diri kalian kecuali kebaikan, sebab para malaikat mengamini apa yang kamu ucapkan.” (Muslim)
14. Ketika berdoa pada saat ditimpa musibah
Yaitu dengan membaca:
“Inna lillahi wa inna ilaihi Raaji’un.Allahumma’ jurnii fii mushibatii, wa akhliflii khairam minhaa”
(Sesungguhnya kita adalah kepunyaan Allah dan kepada-Nya kita akan kembali. Ya Allah berilah ganjaran dalam musibahku ini dan berikanlah ganti kepadaku yang lebih baik darinya)
15. Doa seorang muslim untuk saudaranya yang muslim tanpa sepengetahuannya
“Tidaklah seorang muslim beroa untuk saudaranya yang tidak dihadapannya, maka malaikat yang ditugaskan kepadanya berkata:”Amin, dan bagimu seperti yang kamu doakan.” (Muslim)
16. Doa orang yang sedang berpuasa sampai berbuka
“Tiga doa yang tidak ditolak: doa orang tua terhadap anaknya, doa orang yang sedang puasa, dan doa seorang musafir.” (Baihaqi)
17. Doa setelah berwudhu apabila berdoa dengan doa-doa Ma’tsur
18. Doa pada bulan Ramadhan
19. Di tempat berkumpulnya kaum muslimin di majelis-majelis ilmu
20. Doa keburukan dari orang yang dizhalimi atas orang yang menzhalimi
“Takutlah kepada doa orang-orang yang teraniaya sebab tiada hijab antaranya dengan Allah (untuk mengabulkan).” (Muslim)
21. Doa kebaikan atau keburukan dari orang tua atas anaknya dan doa seorang musafir
“Tiga orang yang doanya pasti terkabulkan: doa orang yang teraniaya, doa seorang musafir dan doa orang tua terhadap anaknya.” (Abu Dawud)
22. Doa orang-orang yang benar-benar dalam keadaan terjepit
“Atau siapakah yang memperkenankan (doa) orang yang dalam kesulitan apabila ia berdoa kepada-Nya, dan yang menghilangkan kesusahan dan yang menjadikan kamu (manusia) sebagai khalifah di bumi? Apakah disamping Allah ada Tuhan (yang lain)? Amat sedikitlah kamu mengingat-(Nya).” (An-Naml:62)
23. Doa pemimpin yang adil
24. Doa anak yang berbakti kepada kedua orangtuanya
25. Ketika minum air zam-zam dengan niat yang tulus
26. Doa pada hari arafah di arafah
“Sebaik-baik doa adalah pada hari Arafah.” (tirmidzi)
27. Doa di Shafa
28. Doa di Marwa
29. Doa ketika di Muzdalifah
30. Doa setelah melempar Jumrah Ash-Sughra
31. Doa setelah melempar Jumrah Al-Wustha
32. Doa di dalam Ka’bah dan orang yang mengerjakan shalat di dalam Hijr Ismail karena ia bagian dari Baitullah
33. Doa di Multazam di pintu Ka’bah
34. Doa orang yang sedang menunaikan Ibadah Haji
35. Doa orang yang sedang menunaikan Ibadah Umrah
36. Doa yang dipanjatkan setelah memanjatkan pujian dan sanjungan kepada Allah serta shalawat atas Nabi pada saat tasyahud akhir
37. Ketika berdoa kepada Allah dengan menyebut nama-Nya yang agung yang mana jika kepada-Nya dipanjatkan doa dengan menyebut nama itu, niscaya Dia akan mengabulkannya dan jika Dia diminta dengan menyebut nama itu pula, niscaya Dia akan memberinya
38. Doa orang yang banyak berdoa pada saat lapang dan bahagia
“Barangsiapa yang ingin doanya terkabul pada saat sedih dan susah, maka hendaklah memperbanyak berdoa pada saat lapang.” (Riwayat Tirmidzi)
V. Penghalang terkabulnya doa
” … Kemudian Nabi menceritakan seorang laki-laki yang melakukan perjalanan jauh, rambutnya kusut dan berdebu lalu menengadahkan kedua tangannya ke langit seraya berkata,”Ya Rabb…ya Rabb…” sedangkan makanannya haram, minumannya haram, pakaiannya dari yang haram, dicukupi dari yang haram, maka bagaimana mungkin dikabulkan doanya?” (Riwayat Muslim) 2. Minta cepat terkabulnya doa yang akhirnya meninggalkan doa
“Dikabulkan doa seseorang dari kalian selama ia tidak terburu-buru, ia berkata:’Aku sudah berdoa tapi belum dikabulkan doaku” (Riwayat Bukhari-muslim)
3. Melakukan maksiat dan apa yang diharamkan Allah
Bagaimana mungkin kita mengharapkan terkabulnya doa
sedangkan kita sudah tertutup jalannya dengan dosa dan maksiat (Penyair)
4. Meninggalkan kewajiban yang telah diwajibkan Allah seperti memutuskan silaturahmi
“Dari Hudzaifah dari Nabi:’Demi Allah yang jiwaku berada di tangan-Nya, hendaklah kalian menyuruh yang ma’ruf dan mencegah yang mungkar atau (kalau kalian tidak kalian lakukan) maka pasti Allah akan menurunkan siksa kepada kalian, hingga kalian berdoa kepada-Nya, tetapi tidak dikabulkan.” (Tirmidzi)
5. Tidak bersungguh-sungguh dalam berdoa
“Rasulullah bersabda” Apabila seseorang dari kamu berdoa dan memohon kepada Allah, janganlah ia mengucapkan:’Ya Allah ampunilah dosaku jika Engkau kehendaki, sayangilah aku jika Engkau kehendaki dan berikan rezeki jika engkau kehendaki.’ Akan tetapi, ia harus bersungguh-sungguh dalam berdoa sesungguhnya Allah berbuat menurut apa yang Ia kehendaki dan tidak ada yang memaksanya.” (Bukhari)
6. Lalai dan dikuasai hawa nafsu
“Berdoalah kalian kepada Allah dengan yakin akan dikabulkan, ketahuilah bahwa Allah tidak mengabulkan doa dari hati lalai dan lengah.” (Tirmidzi)
Demikian yang dapat kami uraikan dalam artikel ini... semoga bermanfaat...
Berbagai Sumber