Melaksanakan sholat sebagai salah satu rukun Islam bukan saja menjaga
tegaknya agama tetapi secara medis sholat adalah gerakan paling
proporsional bagi anatomi tubuh manusia. Gerakan sholat memberi dampak
yang sangat positif bagi kesehatan dan obat terhadap berbagai macam
penyakit.
Ibadah shalat merupakan ibadah yang paling tepat untuk metabolisme
dan tekstur tubuh manusia. Setiap gerakan di dalam shalat mempunyai
manfaat masing-masing.
Takbirotul Ikhram
Gerakan awal sholat dengan posisi tubuh berdiri tegak (gambar 1), mengangkat kedua tangan sejajar telinga (gambar 2), lalu melipatnya di depan perut atau dada bagian bawah (gambar 3).
Gerakan ini bermanfaat untuk melancarkan aliran darah, getah bening
(limfe), dan kekuatan otot lengan. Posisi jantung di bawah otak
menjadikan darah mengalir lancar ke seluruh tubuh.
Saat mengangkat kedua tangan, otot bahu meregang membuat aliran darah
lancar dan kaya dengan oksigen. Kedua tangan yang didekapkan di depan
perut atau dada bagian bawah adalah sikap untuk menghindarkan diri dari
berbagai gangguan persendian, khususnya pada tubuh bagian atas.
Ruku'
Ruku’ (gambar 4) adalah gerakan membungkuk saat sholat.
Gerakan ini bermanfaat untuk menjaga kesempurnaan posisi serta fungsi
tulang belakang (corpus vertebrae) sebagai penyangga tubuh dan pusat
saraf. Posisi jantung yang sejajar dengan otak saat membungkuk tersebut
menjadikan aliran darah maksimal pada tubuh bagian tengah. Tangan yang
bertumpu di lutut (gambar 4) berfungsi untuk merelaksasikan
otot-otot bahu hingga ke bawah. Selain itu, rukuk adalah sarana latihan
bagi kemih sehingga gangguan prostate dapat dicegah.
Ruku’ yang sempurna ditandai dengan tulang belakang yang lurus (gambar 4)
sehingga bila diletakkan segelas air di atas punggung, air tersebut tak
akan tumpah. Posisi kepala lurus dengan tulang belakang.
I’tidal
Gerakan bangun dari ruku’ dan tubuh kembali tegak (belakang gambar 5)
setelah mengangkat kedua tangan setinggi telinga merupakan variasi dari
postur setelah ruku’ dan sebelum sujud. Gerakan ini bermanfaat sebagai
latihan yang baik bagi organ-organ pencernaan. Pada saat I’tidal
dilakukan, organ-organ pencernaan di dalam perut mengalami pemijatan dan
pelonggaran secara bergantian. Hal ini memberi efek melancarkan
pencernaan.
Sujud
Posisi sujud (gambar 6 di atas) yang menungging dengan
meletakkan kedua tangan di lantai di sebelah kanan dan kiri telinga,
dengan lutut, ujung kaki, dan dahi juga di atas lantai berguna untuk
memompa getah bening ke bagian leher dan ketiak. Posisi jantung di atas
otak menyebabkan darah kaya oksigen bisa mengalir maksimal ke otak.
Aliran ini berpengaruh pada daya pikir orang yang melakukan sholat. Oleh
karena itu, sebaiknya sujud dilakukan dengan tuma’ninah, tidak
tergesa-gesa agar darah mencukupi kapasitasnya di otak. Posisi seperti
ini menghindarkan seseorang dari gangguan wasir.
Khusus bagi wanita, baik ruku’ maupun sujud memiliki manfaat luar biasa bagi kesuburan dan kesehatan organ kewanitaan.
Gerakan sujud tergolong unik. Sujud memiliki falsafah bahwa manusia
menundukkan diri serendah-rendahnya, Bahkan lebih rendah dari pantatnya
sendiri. Dari sudut pandang ilmu psikoneuroimunologi (ilmu mengenai
kekebalan tubuh dari sudut pandang psikologis) yang di dalami Prof. Dr.
Muhammad Soleh, gerakan ini mengantarkan manusia pada derajat
setinggi-tingginya. Mengapa?
Dengan melakukan gerakan sujud secara rutin, pembuluh darah di otak
terlatih untuk menerima banyak pasokan oksigen. Pada saat sujud, posisi
jantung berada di atas kepala yang memungkinkan darah mengalir maksimal
ke otak. Artinya, otak mendapatkan pasokan darah kaya oksigen yang
memacu kerja sel-selnya. Dengan kata lain, sujud yang tuma’ninah dan
kontinu dapat memicu peningkatan kecerdasan seseorang.
Setiap inci otak manusia memerlukan darah yang cukup untuk berfungsi
secara normal. Darah tidak akan memasuki urat saraf di dalam otak
melainkan ketika seseorang sujud dalam sholat. Urat saraf tersebut
memerlukan darah untuk beberapa saat tertentu saja. Ini berarti, darah
akan memasuki bagian urat tersebut mengikuti waktu shalat, sebagaimana
yang telah diwajibkan dalam Islam.
Riset di atas telah mendapat pengakuan dari Harvard University,
Amerika Serikat. Bahkan seorang dokter berkebangsaan Amerika yang tak
dikenalnya menyatakan diri masuk Islam setelah diam diam melakukan riset
pengembangan khusus mengenai gerakan sujud.
Di samping itu, gerakan-gerakan dalam shalat sekilas mirip gerakan
yoga ataupun peregangan (stretching). Intinya, berguna untuk melenturkan
tubuh dan melancarkan peredaran darah. Keunggulan sholat dibandingkan
gerakan lainnya adalah di dalam shalat kita lebih banyak menggerakkan
anggota tubuh, termasuk jari-jari kaki dan tangan.
Sujud juga merupakan latihan kekuatan otot tertentu, termasuk otot
dada. Saat sujud, beban tubuh bagian atas ditumpukan pada lengan hingga
telapak tangan. Saat inilah kontraksi terjadi pada otot dada, bagian
tubuh yang menjadi kebanggan wanita. Payudara tak hanya menjadi lebih
indah bentuknya tetapi juga memperbaiki fungsi kelenjar air susu di
dalamnya.
Masih dalam posisi sujud, manfaat lain yang bisa dinikmati kaum hawa
adalah otot-otot perut (rectus abdominis dan obliqus abdominis externus)
berkontraksi penuh saat pinggul serta pinggang terangkat melampaui
kepala dan dada. Kondisi ini melatih organ di sekitar perut untuk
mengejan lebih dalam dan lebih lama yang membantu dalam proses
persalinan. Karena di dalam persalinan dibutuhkan pernapasan yang baik
dan kemampuan mengejan yang mencukupi. Bila otot perut telah berkembang
menjadi lebih besar dan kuat, maka secara alami, otot ini justru menjadi
elastis. Kebiasaan sujud menyebabkan tubuh dapat mengembalikan dan
mempertahankan organ-organ perut pada tempatnya kembali (fiksasi).
Duduk di antara sujud
Setelah melakukan sujud, kita melakukan duduk (gambar 7).
Dalam shalat terdapat dua jenis duduk: iftirosy (tahiyat awal) dan
tawaru’ (tahiyat akhir). Hal terpenting adalah turut berkontraksinya
otot-otot daerah perineum. Bagi wanita, di daerah ini terdapat tiga
liang yaitu liang persenggamaan, dubur untuk melepas kotoran, dan
saluran kemih. Saat tawarru’, tumit kaki kiri harus menekan daerah
perineum. Punggung kaki harus diletakkan di atas telapak kaki kiri dan
tumit kaki kanan harus menekan pangkal paha kanan. Pada posisi ini tumit
kaki kiri akan memijit dan menekan daerah perineum. Tekanan lembut
inilah yang memperbaiki organ reproduksi di daerah perineum.
Perbedaan duduk iftirosy (tahiyat awal) dan tawarru’ (tahiyat akhir)
terletak pada posisi telapak kaki. Pada saat iftirosy, tubuh bertumpu
pada pangkal paha yang terhubung dengan saraf nervus Ischiadius. Posisi
ini mampu menghindarkan nyeri pada pangkal paha yang sering menyebabkan
penderitanya tak mampu berjalan.
Duduk tawarru’ sangat baik bagi pria sebab tumit menekan aliran
kandung kemih (uretra), kelenjar kelamin pria (prostate) dan saluran vas
deferens. Jika dilakukan dengan benar, posisi seperti ini mampu
mencegah impotensi.
Variasi posisi telapak kaki pada iftirosy (gambar .8) dan tawarru’ (gambar 10a)
menyebabkan seluruh otot tungkai turut meregang dan kemudian relaks
kembali. Gerak dan tekanan harmonis inilah yang menjaga kelenturan dan
kekuatan organ-organ gerak kita.
Salam
Salam adalah gerakan memutar kepala ke kanan dan ke kiri secara maksimal (gambar 11).
Salam bermanfaat untuk merelaksasikan otot sekitar leher dan kepala
menyempurnakan aliran darah di kepala sehingga mencegah sakit kepala
serta menjaga kekencangan kulit wajah.
Semoga Bermanfaat....
*sumber: dari Madinatul’Ilmi dan dari berbagai sumber*